Book Review: Menuju(h) by Aan Syafrani, dkk.

Yeah, buku ini dari Santa, loh. Dan finally udah selesai, hihi. Buku ini menyenangkan, gabungan antara beberapa penulis dengan berbeda cerita. Setiap tema cerita dibagi atas dua bab, dengan sudut pandang yang berbeda membuat alur cerita semakin jelas. Walaupun kadang-kadang malas mengulang pada bab selanjutnya, hehe. 
BOOK review

Menuju(h) by Aan Syafrani, dkk

Judul Buku: Menuju(h)
Penulis: Aan Syafrani, Iru Irawan, Mahir Pradana, Maradilla Syachridar, Sundea, Theoresia Rumthe dan Valiant Budi.
Penerbit: GagasMedia
Tebal: 260 Halaman
Tahun Terbit: 2012

Rating: 3.5/5
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Hari mempunyai sistem pergantian yang teratur sehingga tak pernah merasa sesak karena ditinggalkan."
// Seninku selingkuh & Seninmu keselingi //
     Cerita ini menceritakan tentang seorang lelaki yang bernama Dimas; ia mengaku bahwa ia adalah womanizer tapi sama sekali tidak mau disebut playboy. Karena, ia telah mempunyai kekasih yang telah berhubungan dengannya selama empat tahun, yaitu Fala. Dimas sering berhubungan dengan perempuan-perempuan lain karena Dimas dan Fala berpacaran jarak jauh.
     Pekerjaan Dimas membuatnya harus kehilangan weekend, namun ia memilih hari lain untuk berlibur, yaitu hari Senin. Kebanyakan orang mungkin membenci hari Senin karena mereka harus kembali melakukan rutinitas pekerjaan. Tapi tidak bagi Dimas, hari itu ia jadikan hari untuk berlibur. Karena niatnya ingin membuat surprise, Dimas tidak tahu apabila Fala akan pergi ke Bandung, padahal ia ada jadwal nge-date bersama salah satu gebetannya. Sahabatnya yang bernama Rio, selalu menyelamatkan Dimas agar tak tertangkap basah oleh Fala. Namun Dimas tak pernah menyangka, bahwa ia berbalik diselingkuhi.
// Hari ketika hujan mati & Sebelum hari ketika hujan mati //  
     Rainra adalah gadis yang mencintai hujan. Tak ada yang bisa menyimpulkan perasaannya kepada hujan. Setiap hari hujan, ia duduk di jendela dan memandangi hujan. Setiap hari selasa ibunya memandikannya dan memakaikannya baju. Tiap hari ia hanya menanti hujan.
     Menurut Rainra, Hujan selalu menjaganya sama seperti seorang lelaki. Ia tak hanya menatap hujan, tetapi juga berbicara dengan hujan. Mereka bahkan sering berkirim surat yang diletakkan di bawah bantal. Ia merasakan cinta mereka semakin dalam meskipun mereka berbeda dimensi. Ayah Rainra selalu tidak percaya apabila anaknya tengah menjalin hubungan dengan hujan; sebuah hubungan yang tidak nyata. Namun Rainra selalu bersikeras mencintai hujan hingga membuat ayahnya marah dan merasa bahwa Rainra tidak normal. Ia tidak gila, hanya saja sedang jatuh cinta.
"Sebelum hari ketika hujan mati" akan menceritakan kisah yang masih bersangkutan dengan ini namun mempunyai sudut pandang yang berbeda.
// Kamis: puk-puk! & Simak: kup-kup! //
     Hari itu hari kamis, satu-satunya hari ketika Amel merasa nyaman untuk berbelanja di Pasar. Hari itu ada yang berbeda, pundaknya ditepuk oleh seseorang; "Puk, puk!" bernama Mita yang mengaku bahwa ia adalah teman smp Amel. Meski Amel sama sekali tidak mengingat apapun tentang Mita, ia juga sebelumnya belum pernah berbicara dengan perempuan itu, perempuan itu juga membuat Amel lupa apa yang akan ia beli di Pasar.
     Saat tiba-tiba Amel merasa lemas dan matanya berkunang-kunang; membuat Amel mengundang Mita untuk pergi kerumahnya. Pembicaraan mereka mulai kelam ketika Mita mulai menceritakan tentangnya yang pernah hamil sebanyak 5 kali namun selalu keguguran, Mita bertekad untuk meminjam rahim Amel; seolah meminjam barang yang sama sekali tidak berharga. Anehnya Amel hanya menangguk saat Mita menawarkan hal tersebut. Tanpa berlama-lama, keduanya dengan segera memulai prosedur - Mita mengatakan bahwa ia mempunyai dokter khusus yang akan memeriksa Amel. Meskipun Amel terus-menerus bertanya-tanya dalam pikirannya - mengapa ia menurut begitu saja kepada teman SMP yang asing itu - semuanya tetap berjalan sesuai keinginan Mita. Tak lama kemudian, Amel tidak sadarkan diri - dan baru menyadari semua yang telah terjadi keesokan harinya.
Simak: Kup-kup! menceritakan hal yang serupa namun berbeda sudut pandang.

Baca cerita selengkapnya di Menuju(h).